Food For Fun is part of "Your Morning Coffee" show with host Gery Puraatmadja on FeMale Radio 97.9 FM Jakarta. Airing every Friday from 8am to 9am, Gery will be accompanied by co-host Ade Putri as the Foodtective. Here, we will discuss light topics about foods. Who doesn't love food anyway? :)

12/22/10

Mie Ayam Shanghai

Ini menu baru di catering Kedai Jingga milik Ibu Roosje. Saya mendapat kehormatan untuk mencicipi menu yg satu ini, sebelum nantinya akan mulai dipasarkan pekan depan. Ihiiiy!

Berpenampilan layaknya mie ayam pada umumnya; Mie Ayam Shanghai ini datang dalam porsi yang cukup untuk ukuran perempuan. Porsi sopan lah, istilah saya; mungkin tidak mengenyangkan, tapi, saya tekankan lagi: cukup. Dengan topping ayam rebus dan jamur, hidangan ini juga masih dihias dengan taburan bawang putih goreng yang crunchy dan irisan daun bawang yang menguatkan rasa gurih pada hidangan ini. Tekstur mie-nya tipis. Bumbunya terasa minimalis; sederhana namun nikmat. Ibu Roosje sempat bercerita bahwa ia hanya menggunakan lemak ayam asli sebagai bumbu dasarnya, tanpa menambahkan kaldu instant, apalagi MSG. Ayam yang digunakan juga ayam petelor; yang tekstur dagingnya memang berbeda. Setelah direbus dalam kurun waktu yang cukup lama, daging ayam petelor akan empuk tanpa membuatnya menjadi lembek dan hancur. Yang perlu di-highlight adalah kulit ayamnya yang tetap chewy namun tidak terasa fatty. Ciamik!

Mie Ayam Shanghai ini, saya berikan nilai 9 dari 10. Dan hari itu, saya langsung makan 2 porsi; because one is never enough :p

Harga per-porsi, dengan tambahan 2 butir baso sapi, dijual seharga Rp. 12.500,- saja. Belum termasuk pelayanan atau jasa catering. Oya, sekedar info, baso sapi Ibu Roosje ini juga sudah terkenal jauh sebelum Mie Ayam Shanghai ini diciptakan. Home made, tanpa pengawet juga, dan konon sudah sering dibawa ke luar negeri sebagai buah tangan oleh beberapa pejabat. Wow :) Harus dicoba juga nih!

Untuk info catering Kedai Jingga, hubungi langsung ibu Roosje ya di 081318120111 atau 087878141669. Menurut seorang pelanggan, ia selalu memesan Nasi Nusantara, Nasi Bogana atau Nasi Campur-nya. Hmm... Kira-kira kapan ya saya dikasih menyicipi masakan-masakan itu? :D

12/1/10

Bukan Sekedar Sate Domba Afrika

Sate Domba

Gule Keong

Pisang Keju Mayonnaise

Sup Domba

Gule Domba
Sate Domba Afrika mendadak menjadi trend sejak dua tahun terakhir. Makanan ini, menjadi kegemaran banyak orang sejak pertama kali dikenal setelah sebuah warung Sate Domba Afrika dibuka di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Entah, apakah memang itu adalah warung yang pertama kali memperkenalkan makanan khas Mali, Afrika Barat, ini. Namun, setidaknya, memang sebagian besar mengakui pertama kali mengenal Sate Domba Afrika dari tempat ini.

Berbeda dengan sate kambing pada umumnya; pada dasarnya memang daging domba sendiri lebih nikmat. Lebih empuk, dan tidak beraroma setajam kambing. Daging domba pun di-klaim rendah kolesterol. Apakah hanya itu saja? Tentu tidak. Berbeda dengan sate yang berupa potongan daging dan dibumbui dengan bumbu kecap atau bumbu kacang, Sate Domba Afrika ini adalah bongkahan daging domba besar yang sudah dibumbui lantas kemudian dibakar, namun tidak menggunakan tusuk sate. Bumbunya pun kering. Selesai dibakar, bongkahan daging ini lantas akan dipotong-potong, dan disajikan dengan irisan bawang bombay. Sebagai condiment, tersedia sambal bawang yang biasanya dicampurkan dulu dengan mayonnaise dan kecap manis. Irisan daging domba lantas dicocolkan ke condiment tadi sebelum masuk ke mulut. Bumbu yang gurih dan kering ini membuat daging domba tidak rusak rasanya dengan dominasi bumbu yang terlalu kuat. Sempurna sekali, terutama bagi Anda penggemar daging.

Seperti halnya penyajian makanan ini di sana, Sate Domba Afrika di sini juga disajikan dengan Pisang Goreng. Toh, ini tidak menjadi kewajiban. Bagi Anda yang sudah terbiasa menyantap nasi, silakan saja menikmati sajian ini dengan nasi putih.

Nah, sekarang Anda saya ajak jalan-jalan mampir ke salah satu kedai Domba Afrika di bilangan Jl. Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan. Di sini, semua menunya harus dicoba. Selain - tentu saja - Sate Domba Afrika, mereka juga menyediakan Sup Domba, Gulai Domba, Nasi Goreng Domba, dan juga... Gulai Keong! Sup Domba-nya segar. Gulai Domba-nya mantap. Nasi Goreng Domba-nya lumayan. Dan, Gulai Keong-nya pun enak! Saya juga sempat mencoba Pisang Keju Mayonnaise-nya. Pisangnya sepertinya di-pan fried, jadi justru enak banget. Sempat memesan Pisang Keju Susu Mayonnaise, tapi ternyata untuk susunya mereka memakai susu kental manis cokelat. Ehm, nggak nyambung deh sama Domba Afrika-nya. Tapi kalau dianggap sebagai dessert, oh well, not bad laaah :)

Anda tetap masih takut serangan darah tinggi? Silakan pesan jus belimbing kalau begitu. This one is really worth a try. Even better, it's a must try!

11/24/10

Menjajal Kwetiaw Mun di Akhiang 79




Nah, yang ini adalah salah satu langganan tempat makan malam saya. Namanya, sesuai yang tertera di gambar pertama; Akhiang 79.


Menu andalan saya di sini adalah Kwetiau Mun, atau yang di tempat lain juga dikenal dengan nama Kwetiau Bun. Disajikan dalam porsi yang cukup besar, Kwetiau Mun ini bagaikan perpaduan antara Kwetiau Goreng dengan Kwetiau Siram. Jadi, mirip Kwetiau Goreng tapi basah. Kalau Anda penggemar Mie Jawa, pasti ngerti istilah "nyemek" dong? Nah, begitulah kira-kira penggambarannya.


Isinya sendiri, terdiri dari irisan daging has sapi, urat sapi, shenkel, baso, babat, tauge dan sawi hijau. Tentu saja isinya bisa disesuaikan dengan keinginan kita.


Selain Kwetiau Mun, menu lain dari Akhiang 79 seperti Kwetiau Siram, Kwetiau Goreng, Kwetiau Kuah atau Sop juga boleh diacungi jempol. Baso kuah-nya pun, enak banget. Dengan bawang putih mendominasi rasa kuah yang gurih, mungkin keluarga Cullen tidak tertarik. Tapi saya yakin 95% dari Anda akan menyukainya. 


Untuk departemen condiment, di atas setiap mejanya, Akhiang 79 menyediakan sambal, cuka, kecap asin dan lada. Saya sendiri biasa membubuhkan sambal saja. Kadang saya meminta ekstra minyak bawang putih (yang akan datang beserta crispy garlic chunks-nya... Yumm!) untuk menambah mantapnya Kwetiau Mun pesanan saya. 


Pada daftar minuman, selain air mineral kemasan serta soft drink, tersedia es jeruk murni, es susu (kedelai), liang teh dan es kacang hijau. Untuk disandingkan dengan gurihnya masakan-masakan jempolan tadi, saya sarankan Anda memesan es jeruk atau liang teh. Ciamik!


O ya, sekedar informasi, Akhiang 79 ini baru buka sore hari menjelang Maghrib, dan biasanya buka sampai dengan pukul 01.00 dini hari. Selamat mencoba!

11/23/10

Sayur Pocai Dengan Tiga Macam Telur



Kalau berkunjung ke restoran yang menyajikan Chinese food, jika memang tersedia, saya selalu memesan menu yang satu ini: Sayur Pocai dengan Tiga Macam Telur. 


Biarpun memakai "judul" sayur pocai, namun pada kenyataannya tidak semua benar-benar memakai sayur pocai. Setidaknya, sejauh ini, yang saya temukan semuanya memakai sayur horenso alias bayam Jepang. Toh, tetap saja enak. Tiga jenis telur yang digunakan adalah telur ayam, telur asin, dan telur pitan - atau yang dikenal juga dengan sebutan telur seribu tahun. Berkuah encer dengan citarasa gurih, sulit sekali rasanya menolak sajian satu ini. Sempurna dimakan begitu saja, namun masih bisa menerima tambahan condiment irisan cabai rawit (tanpa kecap asin lagi, karena basically gurihnya sudah cukup), atau chili oil.


Beberapa tempat yang menyediakan Sayur Pocai dengan Tiga Macam Telur ini di antaranya adalah Dim Sum Festival (Kemang), Jun Njan (Arteri Pondok Indah), Crystal Jade (Plaza Senayan) dan Pines (Central Park). Rasa di satu tempat dan tempat lainnya? Sebelas dua belas, alias nyaris tak ada perbedaan. Namun, dari kuantita, saya pastikan Pines menyuguhkan dalam porsi paling besar.


Oh, well. Selamat menikmati :)

Oleh-Oleh dari Palembang: Kerupuk Ikan Belida



Sahabat saya, Tria Nuragustina - yang juga adalah redaksi boga dari majalah Femina - membawakan saya kerupuk ikan belida dari Palembang. Istimewa sekali. Karena selain enak banget, ukuran kerupuk ini juga raksasa; berdiameter tak kurang 70 cm!


Coba lihat dengan perbandingan handphone Nokia 6300 dan kalkulator yang saya letakkan di atasnya. Amazing, huh?

7/19/10

Festival Jajanan Bango 2010


Kemaren, saya menyempatkan diri berpanas-panasan jalan dari parkiran Plaza Senayan menuju Plaza Selatan area Gelora Bung Karno untuk mampir ke acara Festival Jajanan Bango 2010. Berikut ini sedikit foto oleh-oleh :D

Stand sop kaki kambing Dudung Roxy

Nasi Ulam
 
Mie item

 
Sate Telesketep alias Sate Brutu

Ini nasi ulam juga... Tapi ternyata jenisnya berbeda dengan nasi ulam yang kami coba sebelumnya. Yang ini memang pilihan lauknya lebih banyak. Tapi untuk basic nasi ulam-nya, saya prefer yang pertama.

Tampak lahap yesss :D *maaf candid*


Sibuk memilih lauk

  
Panggung hiburan di FJB 2010. 
Ini pas band-nya Vicky Sianipar yang perform. Bagus banget :)


4/12/10

Oleh-Oleh Dari Bali: Foto Makanan!

Awal bulan April 2010 kemarin, saya ditugaskan oleh FeMale Radio untuk pergi ke Bali dan, tentu saja, memberikan laporan tentang kuliner di sana. Belum banyak yang bisa saya ceritakan. Tapi untuk sementara, cek dulu deh foto-fotonya. Nanti saya akan ceritakan lebih detail di postingan berikutnya yesss :)


Lawar Cumi di Bamboo Cafe, Sanur

Ayam Bakar Pelecing di Bebek Tepi Sawah, Ubud

Ayam Bakar Madu di Bebek Tepi Sawah, Ubud

Ayam Betutu di Betutu Gilimanuk, Renon, Denpasar

Beef Burrito di Mojo's Burrito, Ubud

Ayam Betutu di Warung Sederhana, By Pass, Sanur

Corn Cream Soup (yg ternyata nggak creamy tapi enak banget) 
di Warung Yamamoto, Ubud

Caramel Pudding di Bebek Tepi Sawah

Coconut Cake di Bebek Tepi Sawah, Ubud

Sop Ikan dan Ikan Goreng di Mak Beng, Sanur

Baby back ribs di Nacho Mama, Ubud

Chicken Quesadilla (sambil iseng pesen Cilantro Rice)
di Mojo's Burrito, Ubud

Nasi Ayam Ibu Mangku di Kedewatan, Ubud

Rujak Kuah Pindang di Nadi Jaya, Tuban

Fish and Chips di Twice Diner, Poppies 2, Legian, Kuta

KickAss Burger di Twice Diner, Poppies 2, Legian, Kuta

Bebek Goreng Crispy di Bebek Tepi Sawah, Ubud


Meanwhile, please enjoy the pics! Eits, rapatkan bibir! Jangan sampai ngiler lantas banjir! :D




Love,
Ade Putri the Foodtective

2/10/10

Seafood 68


Seafood 68
Jl. Wolter Monginsidi No. 58, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Dulu, ada satu tempat seafood pinggir jalan di bilangan Jatinegara yang pernah beberapa kali saya datangi. Menjadi favorit saya, karena Kerang Hijau Rebus-nya, meminjam istilah di JS, patoet dipoedjiken. Dengan citarasa bawang putih yang tipis di belakang untuk memperkuat gurihnya, kerang-kerang berukuran di atas sekadar sedang ini selalu direbus selalu pada tingkat kematangan yang pas, nggak pernah overcooked. Seingat saya, hanya menu ini yang selalu saya pesan pada setiap kunjungan saya ke sana.

Sayangnya, saya lupa di mana persisnya letak seafood ping-jal itu. Maklum, 'gagap' Jatinegara, pula 'gagap' Jakarta Timur. Tapi pada suatu malam, setelah capek-capekan di Dufan bareng beberapa teman cewek, Taiya (salah satu di antara teman-teman saya tadi), ngajakin untuk makan seafood dulu. Yang dipilih adalah sebuah tempat makan seafood pinggir jalan di Jl. Wolter Monginsidi ini. Posisinya di sebelah BCA, di satu area dengan Guardian dan RM Sederhana.

Waktu saya nyobain Kerang Hijau Rebus-nya, ugh!!! CLBK. Cinta Lama Bangkit Kembali. Ini sih pasti sama kayak yang di Jatinegara itu! I can't be wrong! Rasa garlic yang tipis di belakang, dan cara merebus yang tepat... Kok bisa sama banget gini ya? Ternyata, pas baca di tendanya, memang ada tulisan "Cabang Jatinegara". Yaaa, di Jatinegara memang biangnya seafood ping-jal. Tapi saya yakin banget; ini memang tempat favorit saya yang 'hilang' itu! Karena bukan penggemar saus cocolan kerang yang merupakan campuran saos tomat, kacang dan nanas halus, jadinya saya memesan saus cocolan untuk udang rebus yang merupakan campuran saos sambal dan bawang putih halus. Simply delicious.

Uh, oh. Parahnya, setelah nyobain makanan yang lain, ternyata semuanya memang enak banget! Jadi bukan cuma Kerang Hijau Rebus-nya. Kepiting Saos Padang, Udang Goreng Mentega, Cumi Saos Tiram sampai Sah Kangkung... Semuanya, masih meminjam istilah JS tadi, patoet dipoedjiken!

Menu Kepiting Saos Padang, datang dalam 2 ekor kepiting dengan saos yang pedas dan kaya sekali akan bumbu. Berbeda dengan saos padang di kebanyakan tempat seafood ping-jal lainnya yang pernah saya coba yang rata-rata cenderung kuat rasa manisnya. Kepitingnya juga segar, terlihat dari kepadatan, tekstur dan rasa dagingnya yang manis. Very scrumptious! Cangkang kepiting juga sudah dihancurkan dengan nut cracker oleh staf mereka, sehingga kita tinggal mengupas dengan sangat mudahnya. Nyaris tanpa perjuangan lagi.

Satu yang juga layak di-highlight adalah Cah Kangkung-nya. Tempat yang satu ini memasak sayur kangkung sesuai sekali dengan selera saya. Taste-nya pedas gurih, dengan sentuhan rasa tauco yang cukup dominan, dan kangkungnya juga tampil masih dalam bentuk yang baik dan warna hijau segar. Ini cukup berbeda dengan tempat makan lain yang seringkali menyajikan Cah Kangkung ketika daunnya sudah jadi sangat layu dan warnanya sudah menjadi kecokelatan.

Nah, apa lagi yang perlu saya ceritakan sekarang selain estimasi kerusakan di tempat ini? Well, well, well... Ini dia, sedikit catatan dari bon-bon yang masih tersimpan:

Kerang Hijau Rebus: 5K (kadang-kadang dihargai 6K, entah tergantung apanya)
Kepiting Saos Padang: 45K
Udang Rebus: 10K
Cumi Saos Tiram: 15K
Cumi Goreng Tepung: 16K
Ikan Cue Bakar: 35K
Cah Kangkung: 5K
Nasi Putih: 3K
Es Jeruk: 5K
Es Teh Tawar: 1K

Reasonable price? Uh. I think it's more than just reasonable. It's damn cheap!

Foodtective-licious-o-meter:
Taste: 10 of 10
Food Presentation: 10 of 10
Service: 9 of 10
Hygienic Level: 8 of 10

2/6/10

Spesial Belut Bu Hadi


Spesial Belut Bu Hadi

Jl. Kertajaya Indah Timur No. 8 (GOR Bulutangkis Sudirman), Surabaya. 
Telp: (031) 70845938 / 60599943 

Saya benci sekali melihat belut hidup yang dijual di sejumlah supermarket. Entah, apakah karena bentuknya yang agak buruk dan terkesan jahat, atau mungkin saya lebih ingin melihatnya sudah matang dan tersaji cantik di meja makan…

Dalam kunjungan ke Surabaya kemarin, saya langsung mengiyakan ketika seorang teman ibu saya mengajak makan pecel belut. Sempat, nyaris 1 jam lamanya kami berputar-putar ke 2 tempat yang berbeda tanpa hasil karena ternyata tempat pecel belut di kedua lokasi itu rupanya sudah tidak ada. Dan akhirnya kami berhasil menemukan lokasi pindahannya yang tak jauh dari Mall Galaxy. Berbentuk sebuah kedai sederhana yang terbuka namun bersih, kita bisa melihat proses memasak yang dilakukan di sisi luar. Kami lantas disambut dengan sangat ramah oleh lelaki paruh baya yang adalah suami Bu Hadi.

Kami memesan seporsi Pecel Belut Kering (Rp13.000), Pecel Belut Biasa (Rp13.000), Pecel Belut Basah (Rp13.000) dan Pecel Belut Elek (Rp13.000). Yang membedakan antara Pecel Belut yang kering, biasa dan basah, tentu saja hanya tingkat crispness-nya. Pecel Belut Kering dipilihkan untuk adik saya (yang terlihat jelas memang belum ‘belut-friendly’), saya memilih Pecel Belut Biasa, dan Pecel Belut Basah langsung dimonopoli oleh teman ibu. Ibu saya, demi mencoba sesuatu yang lain, memilih Pecel Belut Elek. Yang membedakan Pecel Belut Elek ini adalah belutnya dimasak terlebih dahulu dengan ciu. Penyajian keempat pesanan kami ini sama. Dengan penyajian di wadah cobek yang terbuat dari tanah liat, yang terletak di bagian paling dasar adalah sambal, lantas susunan potongan belut goreng dengan jumlah yang banyak, lantas terakhir adalah bawang putih goreng yang ditumbuk di atasnya. Bawang putih dengan porsi banyak ini sebelumnya digoreng utuh. Iya, utuh; lengkap dengan kulitnya. Jadi setelah matang dan ditumbuk di atas belut, penampilannya semakin cantik dengan beberapa helai kulit bawang putih yang terlihat merekah. Tingkat kepedasan sambal yang terbuat dari cabai, bawang merah dan terasi itu pun bisa diatur sesuai selera. Saya memesan yang pedasnya sedang; itu pun sudah cukup membuat keringat saya bercucuran lumayan deras.

Daging belut yang masih moist pada Pecel Belut Basah ternyata enak banget. Tidak amis sama sekali! Kalau Pecel Belut Elek, ada di pertengahan, antara yang basah dengan yang biasa. Ada nuansa rasa masakan Chinese di belakang, akibat bumbu ciu tadi. Unik rasanya. Yang jelas, semuanya enak sekali. Perpaduan sambal bawang merah yang pedas dengan daging belut yang memang gurih, ditambah tumbukan bawang putih goreng, membuat sensasi rasa yang sangat kuat. Yummm… Asli, nendang! Saya pasti akan selalu menyempatkan diri ke tempat ini kalau lain kali ke Surabaya lagi!

Contekan harga lainnya dari menu; Pecel Lele (Rp12.000), Belut Saos Inggris Kering (Rp13.000), Belut Saos Inggris Biasa (Rp13.000), Belut Saos Inggris Basah (Rp13.000), Nasi Putih (Rp3000). Oya, untuk pesanan take away, pecel-pecel ini ternyata tetap disajikan dengan wadah cobeknya lho. Lucu juga.

Oh, this one is definitely not for you, Mr. Dracula!!!


Foodtective-licious-o-meter:
Taste: 10 of 10
Food Presentation: 10 of 10
Service: 9 of 10
Hygienic Level: 8 of 10

Chili Oil: Yuk, Bikin Sendiri!

Setiap pergi ke restoran yang menyajikan masakan Szechuan (misalnya Duck King, Super Kitchen, Din Tai Fung, Crab House, dsb.), saya nggak pernah lupa meminta condiment favorit saya: chili oil. Chili oil ini cocok banget buat menemani saya menyantap bebek panggang, lumpia udang kulit tahu, bubur hingga mie. Dan akhirnya saya pun membuatnya sendiri di rumah. Jadi, kalau lagi malas nyambel, saya tinggal mengeluarkan stok chili oil ini deh :)


Dan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat chili oil ini adalah;
- Cabe kering
- Canola oil, atau olive oil, atau minyak kelapa sawit
- Sedikit minyak wijen

Membuatnya juga gampang banget.
- Haluskan cabe kering menggunakan blender.
- Lantas panaskan minyak hingga panas.
- Matikan api, lantas masukkan bubuk cabe kering ke dalam minyak panas tersebut.
- Tuang sedikit minyak wijen untuk aroma.
- Sebaiknya setelah disimpan, dibiarkan dulu sehari agar rasa pedasnya bisa blending dengan minyak itu sendiri.

Well, ini adalah resep basic chili oil. Tentu saja Anda bisa bereksperimen sendiri dengan menambahkan bumbu lain ke dalamnya. Saya sendiri biasa menambahkan sedikit garam, bumbu kaldu ayam dan bawang putih cincang yang lumayan banyak. Hey, you can make your own version of chili oil! Iya kan? :D

O ya, untuk penyimpanan, siapkan satu wadah tertutup yang sudah dibersihkan dan kering. Supaya awet, simpan saja di kulkas. Dan jika ingin mengambilnya, pastikan sendok dalam keadaan bersih dan kering ya...

2/5/10

Membuat Sorbet Sendiri di Rumah

 
Biasanya, kalau sedang jenuh di rumah, kebiasaan saya adalah membuka kulkas. Mencari kudapan; apapun yang bisa dinikmati untuk membuang waktu. Kalau hari lagi panas, enaknya sih makan ice cream atau sorbet ya. Wiiiih, seger banget tuh! Ice cream memang bisa dibeli di mini market atau warung kelontong dekat rumah. Tapi kalau sorbet, ini nih yang lumayan jarang! Makanya saya suka membuat versi sederhananya sendiri di rumah.

Yang Anda butuhkan hanya juice dalam kemasan kotak (untuk membuat sorbet), atau susu dalam kemasan kotak (untuk membuat ice cream).

Nggak mau yang dalam kemasan kotak? Boleh saja. Coba ganti dengan juice segar dari restoran Padang (biasanya di restoran Padang, pilihan juice buahnya lumayan lengkap nih. Coba deh beli yang juice alpukat dengan siraman susu kental manisnya sebagai pilihan).

Jika ingin membuat sorbet, Anda dapat menambahkan perasan jeruk lemon atau jeruk nipis, sedikit saja, untuk menambahkan citarasa asam yang menyegarkan pada hasil akhir. Tambahkan juga sedikit garam jika mau. Asin dari garam ini bisa menambah kesegarannya juga lho!

Lantas, gimana cara membuatnya?

1.Masukkan juice atau susu tadi dalam wadah, dan bekukan selama 2-3 jam di freezer.
2.Jika sudah beku, keluarkan dan masukkan ke dalam blender. Haluskan.
3.Lantas masukkan kembali ke dalam wadah dan bekukan di freezer.
4.Jika sudah beku, keluarkan dan masukkan kembali ke dalam blender dan haluskan.
5.Ulangi proses pembekuan dan penghalusan ini sampai tercapai tekstur yang diinginkan.

Ice cream maupun sorbet sederhana ini sudah siap disajikan. Gampang banget kan? Untuk pilihan rasa, nggak ada salahnya Anda mencoba berbagai juice kesukaan Anda. Atau bisa juga bereksperimen dengan menambahkan potongan buah segar sebagai topping! Yummm...

*gambar diambil dari http://www.terryberries.com/Strawberry%20Sorbet.html