11/24/10
Menjajal Kwetiaw Mun di Akhiang 79
Nah, yang ini adalah salah satu langganan tempat makan malam saya. Namanya, sesuai yang tertera di gambar pertama; Akhiang 79.
Menu andalan saya di sini adalah Kwetiau Mun, atau yang di tempat lain juga dikenal dengan nama Kwetiau Bun. Disajikan dalam porsi yang cukup besar, Kwetiau Mun ini bagaikan perpaduan antara Kwetiau Goreng dengan Kwetiau Siram. Jadi, mirip Kwetiau Goreng tapi basah. Kalau Anda penggemar Mie Jawa, pasti ngerti istilah "nyemek" dong? Nah, begitulah kira-kira penggambarannya.
Isinya sendiri, terdiri dari irisan daging has sapi, urat sapi, shenkel, baso, babat, tauge dan sawi hijau. Tentu saja isinya bisa disesuaikan dengan keinginan kita.
Selain Kwetiau Mun, menu lain dari Akhiang 79 seperti Kwetiau Siram, Kwetiau Goreng, Kwetiau Kuah atau Sop juga boleh diacungi jempol. Baso kuah-nya pun, enak banget. Dengan bawang putih mendominasi rasa kuah yang gurih, mungkin keluarga Cullen tidak tertarik. Tapi saya yakin 95% dari Anda akan menyukainya.
Untuk departemen condiment, di atas setiap mejanya, Akhiang 79 menyediakan sambal, cuka, kecap asin dan lada. Saya sendiri biasa membubuhkan sambal saja. Kadang saya meminta ekstra minyak bawang putih (yang akan datang beserta crispy garlic chunks-nya... Yumm!) untuk menambah mantapnya Kwetiau Mun pesanan saya.
Pada daftar minuman, selain air mineral kemasan serta soft drink, tersedia es jeruk murni, es susu (kedelai), liang teh dan es kacang hijau. Untuk disandingkan dengan gurihnya masakan-masakan jempolan tadi, saya sarankan Anda memesan es jeruk atau liang teh. Ciamik!
O ya, sekedar informasi, Akhiang 79 ini baru buka sore hari menjelang Maghrib, dan biasanya buka sampai dengan pukul 01.00 dini hari. Selamat mencoba!
11/23/10
Sayur Pocai Dengan Tiga Macam Telur
Kalau berkunjung ke restoran yang menyajikan Chinese food, jika memang tersedia, saya selalu memesan menu yang satu ini: Sayur Pocai dengan Tiga Macam Telur.
Biarpun memakai "judul" sayur pocai, namun pada kenyataannya tidak semua benar-benar memakai sayur pocai. Setidaknya, sejauh ini, yang saya temukan semuanya memakai sayur horenso alias bayam Jepang. Toh, tetap saja enak. Tiga jenis telur yang digunakan adalah telur ayam, telur asin, dan telur pitan - atau yang dikenal juga dengan sebutan telur seribu tahun. Berkuah encer dengan citarasa gurih, sulit sekali rasanya menolak sajian satu ini. Sempurna dimakan begitu saja, namun masih bisa menerima tambahan condiment irisan cabai rawit (tanpa kecap asin lagi, karena basically gurihnya sudah cukup), atau chili oil.
Beberapa tempat yang menyediakan Sayur Pocai dengan Tiga Macam Telur ini di antaranya adalah Dim Sum Festival (Kemang), Jun Njan (Arteri Pondok Indah), Crystal Jade (Plaza Senayan) dan Pines (Central Park). Rasa di satu tempat dan tempat lainnya? Sebelas dua belas, alias nyaris tak ada perbedaan. Namun, dari kuantita, saya pastikan Pines menyuguhkan dalam porsi paling besar.
Oh, well. Selamat menikmati :)
Oleh-Oleh dari Palembang: Kerupuk Ikan Belida
Sahabat saya, Tria Nuragustina - yang juga adalah redaksi boga dari majalah Femina - membawakan saya kerupuk ikan belida dari Palembang. Istimewa sekali. Karena selain enak banget, ukuran kerupuk ini juga raksasa; berdiameter tak kurang 70 cm!
Coba lihat dengan perbandingan handphone Nokia 6300 dan kalkulator yang saya letakkan di atasnya. Amazing, huh?
Subscribe to:
Posts (Atom)